بسم الله
الرحمن الرحيم
اَلحَمْدُ لله الذى
هَدَانَا اِلَى العَقِيْدَة المَحْمُودَة, وَهِيَ عَقِيدَةُ سَلَفِنَا الصَّالِحْ
اَلمَعْرُوفَة بِعَقِيدَةْ أَهْل السُّنَّة وَ الجَمَاعَةْ. واْلصَّلاة والسلام
عَلَى سَيِّدِ الاَوَّلِين والاَخِرِين، المَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينْ،
بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا وَدَاعِيًا اِلَى الله بِاِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا،
اَلَّذِى تَرَكَنَا عَلَى المَحَجَّةِ البَيْضَاءْ، لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا، لاَ
يَضِلُّ سَالِكُهَا وَلاَ يَهْتَدِى تَارِكُهَا، وَعَلَى اَلِهِ الطَّيِّبِينَ
الطَّاهِرِين، اَلذِينَ أذهَبَ الله عَنهُمُ
الرِجْسَ وطَهَّرَهُم تَطْهِيرًا، وَالَّذِينَ وَصَفَهُم نَبِيُّهُمْ بِسَفينَةِ نُوح، مَن رَكِبَها نَجَا ومَن تَخَلّفَ عَنْهَا غَرِق، وَعَلَى أصْحَابِهِ الرُّحَمَاء بَينَهُم، ألاشِدَّاء عَلَى الكُفار، اَلذِينَ بَشَّرَهُم رَبُّهُم بالحُسْنَى، رَضِىَ الله
عَنهُمْ
وَ رَضُوا عَنه. ذَلِكَ فَضْلُ الله يُؤتِيهِ مَنْ يَشَاء والله ذُو
الفَضْلِ العَظِيمْ.
Hadirin
yang berbahagia.
Pagi hari ini kita berkumpul ditempat yang mulia
ini dalam rangka mengkaji satu aliran yang sedang dikembangkan di Indonesia. Satu aliran yang ajaran ajarannya sangat meresahkan
Muslimin. Satu aliran yang akibat dari ajaran ajarannya telah merusak persatuan
dan kesatuan Muslimin. Sehingga mengganggu stabilitas keamanan yang telah
diciptakan oleh pemerintah. Yaitu aliran Syiah, lengkapnya Syiah Imamiyyah
Itsna'asyariyyah atau Syiah Ja’fariyyah atau Syiah Khumainiyyah yang menggunakan nama samaran Madzhab Ahlul Bait.
Hadirin yang
berbahagia.
Makalah saya ini saya
awali dengan apa yang sedang terjadi di Indonesia. Bahaya apa yang sedang
mengancam Indonesia, yang apabila tidak cepat cepat kita atasi, dan aparat
tidak cepat cepat turun tangan, maka apa yang terjadi di Iraq, di Pakistan dan
di Timur Tengah lainnya, yaitu saling bunuh antara Ahlussunnah dengan Syiah
akan terjadi di Indonesia.
Hadirin yang
berbahagia.
Indonesia adalah
bumi Ahlussunnah Wal Jamaah, meskipun Muslimin Indonesia terpecah dalam berbagai organisasi Islam,
seperti NU, Muhamadiyyah, Rabithoh Alawiyah, Al-Irsyad dll, namun mereka adalah
keluarga besar Ahlussunnah Wal Jamaah. Dimana Ahlussunnah berpegang dengan apa
apa yang dikerjakan oleh Rosululloh SAW bersama Sahabat Sahabatnya.
Tapi bukan rahasia
lagi bahwa saat ini di Indonesia
sedang terjadi pemurtadan besar besaran. Baik pemurtadan dari agama Islam ke
agama lain maupun pemurtadan dari agama Islam ke aliran aliran sesat.
Sebagaimana kita
ketahui saat ini di Indonesia
sedang dikembangkan berbagai aliran sesat. Berbagai usaha mereka lakukan dalam
usaha mereka merubah keyakinan dan iman Muslimin Indonesia, yang sejak dahulu
dikenal beraqidah Ahlussunnah Wal Jamaah.
Tokoh tokoh mereka
aktif menyebarkan fahamnya. Siang malam mereka bekerja, segala cara mereka
tempuh dan bermilyar-milyar dolar mereka keluarkan dalam pemurtadan ini.
Indonesia mereka pandang merupakan lahan subur untuk
mengembangkan aliran alirannya. Berbagai usaha mereka lakukan dalam usaha
mereka menyesatkan Muslimin Indonesia.
Berbagai
aliran sesat yang masuk ke Indonesia
atau masuk kebumi Ahlussunnah Wal Jamaah itu datang dari berbagai negara.
Dari Amerika masuk JIL (Jaringan Islam Liberal),
Tokoh tokoh kita dicuci otaknya, sehingga mereka mempunyai faham yang berbeda
dengan apa yang selama ini difahami oleh ulama ulama kita. Ajarannya jelas
sesat dan menyesatkan, karena bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Itulah
sebabnya mereka kita tolak.
Kemudian dari India masuk aliran Ahmadiyah,
ajarannya juga sesat dan menyesatkan, karena mereka berkeyakinan bahwa setelah
Nabi Muhammad SAW masih ada Ghulam Ahmad yang mereka yakini sebagai Nabi.
Padahal Alloh telah berfirman:
مَاكَانَ مُحَمَّدٌ اَبَا اَحَدٍ مِنْ
رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينْ .... (الأحزاب : 40
)
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki diantarai kalian, tapi dia adalah utusan Alloh dan nabi
terakhir ... (Al Ahzab : 40)
Dalam ayat ini Alloh menekankan bahwa Sayyidina
Muhammad adalah Nabi terakhir. Karenanya mereka juga kita tolak, sebab
ajarannya bertentangan dengan Al-Qur'an dan Hadits.
Begitu pula dari Timur Tengah, yaitu satu
kelompok manusia yang karena keterbatasan ilmunya, mereka mengkafirkan
mayoritas Muslimin Indonesia, dengan alasan karena Muslimin Indonesia tersebut suka
membaca kitab Maulid yang berisi biografi atau sejarah Rosululloh SAW. Mereka itu
sedikit sedikit Syirik, Bid’ah, Syirik, Bid’ah. Sampai sampai merayakan hari kelahiran
Rosululloh SAW dikatakan Bid’ah. Tidakkah mereka tahu bahwa orang yang pertama
kali merayakan atau memperingati hari kelahiran Rosululloh SAW adalah
Shohiburrisalah Wannubuwwah itu sendiri, dimana ketika ditanyakan kepada beliau
mengenai sebab beliau berpuasa pada hari senin, maka beliau menjawab, aku
berpuasa pada hari senin dikarnakan pada hari seninlah aku dilahirkan.
Dengan demikian yang dilakukan oleh Muslimin,
yaitu memperingati hari kelahiran Rosululloh SAW adalah merupakan Sunnah Nabi
besar Muhammad SAW. Karenanya mereka juga kita tolak, sebab ajarannya juga
sesat dan menyesatkan.
Kemudian dari Iran yaitu aliran Syiah
Imamiyyah Itsna’asyariyyah. Ajarannya juga sesat dan menyesatkan karena
ajarannya bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Karenanya mereka juga kita
tolak. Sebab ajarannya sesat dan menyesatkan.
Namun dari sekian banyak aliran sesat yang masuk
ke Indonesia
yang paling berbahaya bagi agama, bangsa dan negara kita adalah aliran Syiah.
Hal mana karena aliran ini disamping ajarannya bertentangan dengan Al-Qur’an
dan Hadits, aliran ini didukung satu negara yang kaya.
Tokoh tokoh kita
mereka dekati. Ada yang didatangi dan ada yang
diundang ke Iran.
Di Iran mereka di tamasyakan melihat keberhasilan Revolusi Syiah (versi Syiah)
Yang perlu dana mereka bantu, baik untuk organisasinya maupun untuk pribadinya.
Hampir semua organisasi Islam di Indonesia mereka bantu.
Tapi mereka (tokoh
tokoh kita) di Iran tidak diberi tahu berapa banyak Ulama Ahlussunnah di Iran yang
dibunuh oleh Rezim Khumaini (penguasa Iran), dan berapa banyak Ulama
Ahlussunnah di Iran yang sampai sekarang mendekam dipenjara penjara di Iran.
Kemudian berapa banyak Masjid dan Madrasah milik Ahlussunnah di Iran yang
dibongkar. Bahkan dibeberapa kota
di Iran Ahlussunnah dilarang membangun Masjid.
Mana hak dan suara
Ahlussunnah di Iran ?. Padahal jumlah mereka lebih kurang dua puluh juta atau
sepertiga dari penduduk Iran.
Namun mereka sangat tertekan dan Madh’luumiin.
Itulah sikap
Pemerintah Iran
dan Ulamanya terhadap Ahlussunnah Wal Jamaah di Iran.
Kemudian ulama
ulama Syiah itu datang ke Indonesia,
ke bumi Ahlussunnah dan mengajak Ukhuwwah Islamiyah dengan Ahlussunnah di
Indonesia.
Jika pemerintah Iran dan ulama ulama Syiah itu dengan sungguh
sungguh dan tulus ingin melakukan Ukhuwwah Islamiyyah dengan Ahlussunnah,
mengapa mereka tidak ber-Ukhuwwah Islamiyah dengan Ahlussunnah yang ada di Iran.
Sungguh aneh
sekali, di Iran Ahlussunnah di Dholimi dan dimusuhi, tapi mereka datang kebumi
Ahlussunnah mengajak Ukhuwwah Islamiyyah.
.
Memang Ukhuwwah
Islamiyyah itu sesuatu yang bagus dan bisa dilakukan, apabila dilakukan antara
sesama Islamnya. Misalnya antara Nahdlatul Ulama dengan Muhamadiyyah, atau
antara yang bermadzhab Syafe’i dengan yang bermadzhab Maliki, sebab perbedaan mereka
hanya dalam Furu’. Tapi Ahlussunnah dengan Syiah perbedaannya disamping dalam
Furu’ juga dalam Ushul, dimana Rukun Iman Syiah berbeda dengan Rukun Iman
Ahlussunnah. Begitu pula Rukun Islam Syiah berbeda dengan Rukun Islam
Ahlussunnah.
Karenanya para
Ulama mengatakan bahwa Syiah adalah agama tersendiri yang tidak ada hubungannya
dengan Islam dan Muslimin.
Kemudian mengapa
yang dikirim ke Indonesia
bukan ulama ulama Sunni dari Iran,
dan mengapa justru ulama ulama Syiah yang dikirim. Padahal Indonesia adalah
bumi Ahlussunnah Wal Jamaah. Apakah ditakutkan mereka akan membuka keadaan
Ahlussunnah di Iran. Dimana mereka sangat Madhluumiin
Beasiswa untuk
belajar ke Iran
mereka berikan. Dasar kita suka berebut Beasiswa, maka tanpa memikirkan
akibatnya kita kirim pemuda pemuda kita ke Iran. Mereka berangkat dari Indonesia dalam keadaan Islam, tapi setelah dua
empat tahun belajar di Iran,
mereka pulang ke Indonesia
dalam keadaan Murtad, karena sudah pindah ke aqidah Syiah.
Sekarang ini yang
sedang belajar di Iran
jumlahnya ratusan. Sedang yang sudah pulang jumlahnya lebih banyak, mereka
tersebar di seluruh Indonesia.
Mereka masuk ke ormas ormas Islam dan masuk ke partai partai politik di Indonesia.
Itulah Syiahisasi
yang sedang terjadi di Indonesia.
Yang menjadi
rintangan bagi Ahlussunnah di Indonesia
dalam menghadapi golongan Syiah adalah sikap tokoh tokoh ormas Islam di
Indonesia yang sudah ditamasyakan dan dicuci otaknya di Iran. Mereka
itulah yang suka bekerja sama dan membela Syiah di Indonesia. Padahal yang
menjadi korban pemurtadan tersebut adalah warga mereka.
Hadirin yang
berbahagia.
Jika ada yang
bertanya Apakah tidak bisa diadakan Taqrib atau pendeketan antara
Ahlussunnah dengan Syiah?.
Pertama kita harus
tahu bahwa Taqrib atau pendeketan antara Ahlussunnah dengan Syiah itu adalah
projeknya Syiah di negara dimana Syiah di negara itu minoritas. Tapi di negara
dimana golongan Syiah mayoritas, seperti di Iran, maka mereka tidak mau
mengadakan Taqrib.
Perlu difahami
bahwa Taqrib atau pendeketan antara Ahlussunnah dengan Syiah itu sesuatu yang
Mukhaal yang tidak bisa diwujudkan, sebab perbedaan antara Ahlussunnah dengan
Syiah disamping dalam Furu’ juga dalam Ushul. Dimana Rukun Iman Syiah berbeda
dengan Rukun Iman kita Muslimin. Begitu pula Rukun Islam Syiah berbeda dengan
Rukun Islam kita Muslimin.
Oleh karena Rukun
Imannya berbeda, maka konsekwensinya, mereka Syiah mengkafirkan kita
Ahlussunnah (Muslimin) dan sebaliknya kita Ahlussunnah juga mengkafirkan Syiah.
Itulah sebabnya
tidak bisa diadakan Tagrib antara Ahlussunnah dengan Syiah. Disamping itu masih
banyak alasan, seperti sikap Syiah terhadap Ahlussunnah.
Hadirin yang
berbahagia.
Ada yang bertanya: Apakah Syiah itu Islam apa Kafir
?.
Seseorang jika
mengatakan Syiah itu Islam atau Syiah itu Kafir, harus mempunyai alasan. Sebab
satu aliran akan dikatakan Islam apabila ajarannya sesuai dan tidak
bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Begitu pula satu aliran akan
dikatakan Kafir, apabila ajarannya bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits.
Sekarang kita lihat ajaran Syiah, bertentangan dengan Al-Qur’an apa tidak
bertentangan?
Ternyata setelah
kita pelajari banyak ajaran Syiah yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits,
seperti sikap mereka terhadap para Sahabat, sikap mereka terhadap istri istri
Rosululloh SAW serta keyakinan mereka terhadap Al-Quran.
Sebagai contoh,
bahwa Syiah berkeyakinan bahwa para Sahabat setelah Rosululloh SAW wafat,
mereka menjadi Murtad dan tinggal beberapa orang saja yang masih Islam.
Muhammad bin Ya’qub Al-Kulaini (ulama Syiah) menyebutkan dalam
kitabnya Alkafi :
كَانَ النَّاسُ اَهْلَ
الرِّدَّة بَعْدَ النَّبِىِّ اِلآَ ثَلاَثَةٌ : اَلْمِقْدَادْ اِبْنُ الأ
سْوَدْ, وَأَبُوْ ذَرٍّ
اَلْغِفَارِى, وَسَلْمَانْ اَلْفَارِسِى. ( الكافى 8 ص 245 )
Para Sahabat setelah Rasulullah SAW wafat menjadi
murtad (keluar dari Islam) terkecuali tiga orang : Al Migdad, Abu Dhar Al Ghifari dan Salman Al Farisi. (Al Kafi : 8 / 245 )
Padahal Alloh telah menurunkan beberapa ayat
dalam surat At
Taubah :100, Al Anfal :74, Al fath :18,
yang isinya Alloh memuji dan mencintai para Sahabat serta Alloh ridho kepada
mereka dan mereka ridho kepada Alloh.
Hal ini menunjukkan bahwa ajaran Syiah
bertentangan dengan Al-Qur’an. Jelasnya mereka menolak Kalamulloh. Sedang orang
yang menolak Kalamulloh tidak diragukan kekufurannya.
Begitu pula orang orang Syiah mengatakan bahwa
Siti Aisyah ra istri Rosululloh SAW itu telah berbuat serong, padahal Alloh
dalam surat An-Nur telah memuji Siti Aisyah dan menolak tuduhan orang orang
yang mengatakan bahwa Siti Aisyah ra telah berbuat serong.
Hal ini menunjukkan bahwa ajaran Syiah
bertentangan dengan Al-Qur’an. Jelasnya mereka menolak Kalamulloh. Sedang orang
yang menolak Kalamulloh tidak diragukan kekufurannya.
Kemudian
orang orang Syiah juga berkeyakinan
bahwa Al-Qur’an yang ada dan dibaca oleh Muslimin sekarang ini sudah tidak
orisinil lagi (Mukharrof). Artinya tidak sesuai dengan yang diturunkan kepada
Rasululloh SAW.
Para ulama Syiah telah menuduh tokoh
tokoh Sahabat, seperti Sayyidina Abubakar ra, Sayyidina Umar ra, Sayyidina
Utsman ra dan para Sahabat yang lain telah merubah Al-Qur’an.
Padahal Alloh telah berfirman:
اِنَّا نَحْنُ
نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهُ لَحَافِظُوْنْ (الحجر : 9 )
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan
Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya”.
Oleh karena itu ulama ulama Ahlussunnah sepakat bahwa
apabila ada orang yang mengatakan bahwa Al-Qur’an yang ada sekarang ini tidak
orisinil atau sudah dirubah (Mukharrof), maka orang tersebut dianggap telah
menolak Kalamullah (Al-Qur'an) dan orang yang menolak Kalamullah, maka dia
telah keluar dari Islam (Kafir).
Sebagai contoh:
Seorang ulama Syiah M.Y.Al Kulaini dalam kitab
Alkafi menerangkan :
قال اَبُوْ عَبْدِ الله عليه السلام: اِنَّ القُرْاَنَ الذِى جَاءَ
بِهِ جِبْرِيلْ عليه السَّلام اِلَى محمد صلى الله عليه واله سَبْعَةَ عَشَر اَلْف
اَيَةْ. ( الكافى 2 : 634 )
Berkata Abu Abdillah as: Al
Qur'an yang dibawa Jibril as. kepada Muhamad SAW, adalah tujuh belas ribu
ayat.
(Alkafi jus 2 halaman 634).
Sedang contoh ayat yang masih asli,
maka dalam kitab Alkafi disebutkan, bahwa ketika Abu Abdillah as menerangkan
mengenai ayat ke 70 dari surat
Al Ahzab, beliau berkata :
وَمَنْ يُطِعِ الله ورسوله فِى وِلاَيَةِ عَلِي وَوِلاَيَةِ
الأَئِمَّةْ مِنْ بَعْدِهِ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. هَكَذَا نَزَلَتْ
(الكافى 1 : 414 )
“Barang siapa taat kepada Alloh dan Rosulnya dalam kewalian Ali
dan para Imam sesudahnya, maka sesungguhnya dia memperoleh kemenangan yang
besar, demikian ayat ini ketika diturunkan”.
(Alkafi, kitabul hujjah jus 1 halaman 414).
Disamping itu masih banyak ajaran
Syiah yang membuat mereka keluar dari Islam, seperti keyakinan mereka yang
mendudukkan Imam Imam mereka diatas para Rosul.
Dalam hal ini Khumaini
dalam kitabnya Al-Khukumah Al-Islamiyah halaman 52 berkata :
اِنّ مِنْ ضَرُوْرِيّاتِ مَذهَبِنَا أنّ
لأئِمَتِنَا مَقَامًا لاَ يَبْلُغُهُ مَلكٌ مُقرّب ولاَ نَبِيّ مُرْسَل.( الحكومة
الاسلامية: 52)
“Salah satu prinsip aliran kita adalah,
sesungguhnya imam-imam kami mempunyai kedudukan (martabat), yang tidak dapat
dicapai oleh para malaikat Mugarrob (tersekat) maupun oleh Nabi-nabi yang
diutus (para Rasul)”.
Demikian beberapa contoh ajaran Syiah yang
membuat para ulama dengan tegas menghukum Syiah telah keluar dari Islam
(Kafir).
Makalah
Habib
Achmad Bin Zein Alkaf, dalam pelatihan aswaja oleh Ash Shofwah Al
Malikiyah di Tulungagung, 21 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar