Kamis, 28 November 2013

Mengoptimalkan Potensi Anak Mulai Usia Dini

Usia tiga tahun pertama merupakan saat paling tepat mengembangkan kecerdasan anak-anak. Masa itu seyogianya diisi orang tua dengan memberikan pendidikan formal dan nonformal. Anak yang terlahir dari rahim seorang ibu bak sehelai kertas putih yang bersih dan polos. Orang tua dan lingkungan di sekitarnyalah yang akan membentuk “kertas” itu menjadi berwarna dengan cara menuliskan sesuatu di atas kertas itu, menggambar bentuk, atau bahkan ada yang meremasnya menjadi tidak berarti.
Begitu pula halnya anak, baik atau buruknya anak, tergali atau tidak bakat si anak, sangat dipengaruhi oleh peran orang tua serta lingkungan sekitar. Proses interaksi antara orang tua dan anak serta antara anak dengan lingkungan dipandang penting demi membentuk karakter anak yang positif.
Sebagai salah satu bentuk interaksi antara anak dan lingkungan bisa dilakukan dengan cara menyekolahkan anak sedini mungkin. Ada beragam tujuan orang tua menyekolahkan anakanak mereka pada usia dini, antara lain mengisi waktu luang anak dan menjadikan anak cerdas.
Tidak dimungkiri, memberikan pendidikan pada anak sedini mungkin akan merangsang perkembangan otak anak. Anak adalah pribadi yang unik dan tidak bisa dibandingkan satu dengan yang lainnya.
Oleh sebab itu, untuk menjadikan anak unggul dan cerdas bisa dilakukan dengan memberi pendidikan sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Semua anak akan berkembang untuk tumbuh dan belajar setiap hari dengan cara mereka sendiri yang nyaman dan menyenangkan.
Menurut Soedjatmiko, dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, masa tiga tahun pertama anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita) merupakan masa-masa emas pertumbuhan otak atau disebut juga dengan golden years period.
“Jika sewaktu lahir otak balita sudah sebesar 25 persen dari otak orang dewasa, yaitu sekitar 350 gram, maka pada usia 18 bulan otak anak berkembang dua kali lipatnya,” jelas Soedjatmiko. Kemampuan otak anak memang tergolong luar biasa.
Hingga usia 6 tahun, besarnya otak anak sudah mencapai 90 persen ukuran otak orang dewasa. Anak benar-benar berada dalam masa emas untuk mengembangkan kecerdasannya. Oleh karena itu, Seodjatmiko menyarankan agar para orang tua mengajari anak-anak mereka dan memberi pendidikan sedini mungkin agar sel-sel otak anak-anak itu berkembang optimal. Balita Cerdas Tidak selamanya pendidikan yang dimaksud Soedjatmiko adalah pendidikan formal.
Pendidikan nonformal yang diberikan di rumah pun bisa mengembangkan kecerdasan anak. Di rumah orang tua bisa memberi rangsangan pada semua sistem indra balita (pendengaran, penglihatan, perabaan, penciuman, dan pengecapan), gerak kasar dan halus kaki, tangan, serta jari-jari.
Selain itu, orang tua juga hendaknya mengajak anak berkomunikasi, merangsang pikiran dan perasaan si kecil dengan suasana bermain yang menyenangkan dan penuh kasih sayang.“Orang tua yang cerdas tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Mereka akan memberikan stimulasi optimal,” kata Soedjatmiko.
Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 50 persen kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Ketika menginjak usia 8 tahun, kecerdasannya telah mencapai 80 persen orang dewasa. Adapun titik kulminasi kecerdasan anak ketika berumur sekitar 18 tahun.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu empat tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya.
Karenanya periode emas bisa dikatakan sebagai periode kritis bagi anak dan perkembangan yang terjadi pada periode itu sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Pada masa keemasannya, perkembangan kemampuan belajar anak memang sangat pesat, baik secara fisiologis, psikis, maupun sosial anak-anak mengalami lompatan kemajuan luar biasa.
Tidak heran apabila mereka sangat potensial dalam mempelajari berbagai hal. Pada masa itu pula tidak kurang dari 100 miliar sel otak siap distimulasi agar kecerdasan anak dapat berkembang secara optimal.
Biasanya pada rentang waktu itu anak lebih banyak melihat apa yang terjadi di sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari. Meniru adalah salah satu proses belajar yang paling dominan yang dilakukan para balita. Berbagai kegiatan yang bermanfaat hendaknya banyak dilakukan pada periode emas itu. Tujuannya agar rentang waktu itu tidak terlewati dengan sia-sia. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan ialah bermain sembari belajar. Melalui pelbagai permainan secara tidak langsung anak pun akan menyerap pelajaran. Selain itu, bermain juga merupakan proses menggali potensi diri anak yang belum terlihat.
Bisa dikatakan bermain termasuk salah satu metode sederhana untuk merangsang bakat terpendam anak serta kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungan. Menurut psikolog anak Novita Tandry, memberi pendidikan usia dini pada anak sangat penting. Anak-anak berhak mendapatkan sarana pendidikan yang nyaman, penuh kasih sayang, serta lingkungan yang mendukung.
“Pendidikan usia dini penting karena banyak manfaat positif yang bisa diperoleh anak,” ujar psikolog yang juga pemilik Tumble Tots Indonesia itu. Dia menyatakan program pendidikan untuk anak usia prasekolah, yakni mulai usia enam bulan sampai tujuh tahun umumnya dirancang untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak melalui aktivitas ketangkasan, keseimbangan, koordinasi dalam lingkungan yang aman, positif, dan penuh kasih sayang. “Banyak orang tua yang menganggap bahwa pendidikan anak usia dini tidak begitu penting, padahal 70 persen pembentukan karakter manusia itu dimulai dari usia nol hingga tiga tahun,” terang Novita.
Lebih jauh, dia memaparkan ketika anak mencoba sesuatu dengan memasuki dunia baru, tetapi kemudian gagal, maka sebaiknya orang tua tidak boleh mengkritiknya. Apabila hal itu dilakukan niscaya si kecil akan takut untuk mencoba kembali. Novita mengingatkan bahwa pemberian pendidikan bagi anak sejak dini kepada anak bukan berarti membuatnya menjadi stres, justru harus menghindarkan anak dari stres. Oleh karena itu, selalu lakukan dengan cara yang menyenangkan,” pesannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar