Assalamu’alaikum wr. Wb. Redaksi Bahtsul Masail yang kami hormati,
baru-baru ini kita mengikuti polemic mengenai boleh-tidaknya membaca al-Quran
dengan langgam selain langgam Arab, misalnya dengan langgam Batak atau Jawa.
Yang ingin saya tanyakan bolehkan membaca al-Quran dengan langgam Batak atau
Jawa?
Wassalamu’alaikum wr. wb
Penanya yang budiman, semoga selalu
dirahmati Allah swt. Membaca al-Quran merupakan ibadah yang sangat besar
pahalanya, bahkan disunnahkan juga mengindahkan bacaannya. Sampai disini
sebenarnya tidak ada persoalan. Persoalan kemudian timbul ketika membaca
al-Quran dengan langgam non-Arab. Misalnya langgam Jawa atau Batak.
Untuk menjawab pertanyaan ini maka kami
akan menghadirkan pandangan para ulama tentang pembacaan al-Quran dengan
pelbagai langgam. Asy-Syasyi dalam kitab al-Hilah mendokumentasikan
tentang perbedaan para ulama dalam menyikapi pembacaan al-Quran dengan pelbagai
langgam. Menurutnya ada dua kalangan ulama, ada yang membolehkan dan ada yang
tidak.
وَقَالَ الشَّاشِيُّ
فِي الْحِيلَةِ فَأَمَّا الْقِرَاءَةُ بِالْأَلْحَانِ فَأَبَاحَهَا قَوْمٌ
وَحَظَرَهَا آخَرُونَ
“Asy-Syasyi dalam kitab al-Hilah, adapun membaca (al-Qur`an) dengan
pelbagai langgam maka sebagian kalangan membolehkan sedang kalangan yang lain
melarangnya. (Lihat ar-Ramli,Hasyiyah ar-Ramli, juz, 4, h. 344)
Sedangkan imam Syafii cenderung untuk
memerinci. Menurutnya membaca al-Quran dengan pelbagai langgam adalah boleh
sepanjang tidak merubah huruf dari nazhamnya. Namun apabila sampai menambahi
hurufnya maka tidak diperbolehkan.
وَاخْتَارَ الشَّافِعِيُّ التَّفْصِيلَ وَإِنَّهَا إنْ كَانَتْ بِأَلْحَانٍ
لَا تُغَيِّرُ الْحُرُوفَ عَنْ نَظْمِهَا جَازَ وَإِنْ غَيَّرَتْ الْحُرُوفَ إلَى
الزِّيَادَةِ فِيهَا لَمْ تَجُزْ
“Asy-Syasyi dalam kitab al-Hilah, adapun membaca (al-Qur`an) dengan
pelbagai langgam maka sebagian kalangan membolehkan sedang kalangan yang lain
melarangnya. Imam Syafi’i memilih untuk merincinya, jika membacanya dengan
pelbagai langgam yang tidak sampai merubah huruf dari nazhamnya maka boleh,
tetapi apabila merubah hurufnya sampai memberikan tambahan maka tidak boleh” (Hasyiyah
ar-Ramli, juz, 4, h. 344)
Pandangan imam Syafii sebenarnya ingin
menegaskan bahwa boleh saja al-Quran dibaca dengan pelbagai langgam asalkan
tidak merusak tajwid, mengubah orisinalitas huruf maupun maknanya. Pandangan
imam Syafii tersebut kemudian diamini juga oleh ad-Darimi dengan mengatakan
bahwa membaca al-Quran dengan pelbagai langgam adalah sunnah sepanjang tidak
menggeser huruf dari harakatnya atau menghilangkannya. Sebab, menggeser atau
menghilangkan huruf dari harakatnya adalah haram.
وَقَالَ الدَّارِمِيُّ
الْقِرَاءَةُ بِالْأَلْحَانِ مُسْتَحَبَّةٌ مَا لَمْ يُزِلْ حَرْفًا عَنْ
حَرَكَتِهِ أَوْ يُسْقِطُ فَإِنَّ ذَلِكَ مُحَرَّمٌ
Ad-Darimi berkata, membaca dengan pelbagai langgam itu disunnahkan
sepanjang tidak menggeser huruf dari harakatnya atau menghilangkannya karena
hal itu diharamkan”. (Hasyiyah ar-Ramli, juz, 4, h. 344)
Dengan mengacu pada penjelesan singkat
ini, maka jawaban kami atas pertanyaan di atas adalah boleh membaca al-Quran
dengan langgam Batak atau Jawa sepanjang tidak menabrak sisi tajwid, makharij
huruf, dan terpeliharanya orisinalitas makna al-Quran itu sendiri.
Demikian jawaban yang dapat kami
kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Sikapilah perbedaan pandangan
dengan bijak. Dan kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari pada
para pembaca.
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,
Wassalamu’alaikum wr. wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar